Entah apa yang membuatku untuk datang lagi ke rumah ini. yaah ku
akui, aku memang merindukan sosok itu. sosok lelaki satu tahun lebih tua
dariku. sosok di mana baru dialah yang dapat membuka hatiku ini.
Dengan langkah ragu, akupun memberanikan diri untuk mengucapkan
salam dan memanggil namanya
"Assalamualaikum, deaaan. deaaan"
*ceklik* bunyi pintu terbuka, dan sudah ku duga hanya dia yang ada
di rumah saat ini. aku mendapat kabar memang dia sedang libur dan memutuskan
untuk beristirahat di depok.
ya lelaki yang ku sebut dengan dean itu pun akhirnya membuka
pintu..
dia mencari-cari siapa yang bertamu ke rumahnya itu, saat dia
melihatku dan mengetahui yang datang adalah aku, tiba-tiba dean kembali masuk lalu
menutup pintu dengan sedikit hentakan tanpa menjawab salamku atau menjawab
panggilanku. dia
mengacuhkanku (selalu)
aku yang melihat dean seperti itu sedikit kaget dan sedikit
kecewa, namun itu tak akan membuatku menyerah untuk terus meminta maaf padanya...
aku tak ingin lebih kecewa, aku putuskan untuk segera pulang dan
beristirahat.
"semoga dean mengaerti apa yang ada di pikiranku saat ini" gumamku
*************************
^my bathroom^
"haaah" aku pun menjatuhkan tubuhku di kasur empukku
ini..
"apa yang aku lakukan tadi? bodoh sekali, datang ke rumahnya
dan melakukan hal bodoh itu" aku berbicara sendiri.
lelahnya hari ini membuat tenaga ku terkuras habis. tak lama aku
pun terlelap..
zzz.....
"dean? itukah kamu? dean? deaaaan?" aku mengigau dan
mimpi itu membuatku terbangun di tengah malam nan sunyi ini. aku segera cuci
muka. mimpi tadi membuatku berkeringat dingin seperti ini.
"dean lagi dean lagi.. aaaah kenapa sih harus kamu lagi dan
kamu lagi yang ada dalam mimpiku ini?" gerutuku
"andai saja dulu aku bisa datang ke rumahmu, dean. pasti kamu
tidak akan semarah ini padaku"
#FLASHBACK ON#
"kamu benarkan bisa datang? besok hari terakhir aku di rumah,
aku diterima, aku akan ke DKI untuk meneruskan perjuanganku. Besok
aku mau ngomong sesuatu sama kamu J"begitulah sms yang aku terima tanggal
8 juni
saat aku terima pesan ini, aku bingung harus merasa senang atau
sedih..
senang karena cita-cita Dean kini akan terwujud, namu aku juga sedih. sediih karena aku akan jarang atau bisa saja tak akan bertemu dengan Dean lagi.
to : dean
waaah selamaat yaaa, ikut seneng deh. InsyaAllah aku usahain
datang.. J
setelah mengirim sms itupun aku hanya diam, entah apa yang aku
pikirkan saat ini, bimbang.
tak sadar akupun terlelap dalam tidurku
***************
"pah ade mau ke rumah dean bentar yaah" pamitku pada
papa
"jangan main mulu de, sekali-kali diam di rumah, betah napa ada papa juga tetep aja ngelayap mulu!!" ujar papa dengan nada sedikit marah
"yaah papah udah janji niih, ke rumah dean ini kan pah"
pintaku dengan muka memelas
"tidak untuk hari ini!!!" bentak papa. kalau sudah seperti
ini aku tak akan berani lagi membantah perkataan papa. aku memilih masuk kamar
dan menyendiri.
"tumben sekali papa melarangku main ke rumah dean,,
huuh"batinku bertanya-tanya. "mungkin sedang banyak pikiran"
pikirku
"tapi gimana niih, besok udah gak bisa ketemu deaaan... aaaa.
mending aku sms dulu deh semoga dean mengerti"
sms failed....
"ah sial pulsa habis lagi, kalau aku pinjem punya papa pasti
deh gak boleh.. haduuuh"
berjam jam aku tak lepas memikirkan bagaimana cara untuk bisa ke
rumah dean walau hanya sebentar.
"deee nanti jangan lupa jemput mama jam 5 yaaa di
sekolah" teriak papa dari luar kamarku
"iyaa pa" balas ku dengan nada malas
... hening....
"ahaaa, aku keluar jemput mama jam set 5 aja, aku mampir ke
rumah dean sebentar, abis itu baru deh jemput mama" ide bagus akhirnya
muncul di otakku. memang jarak sekolah tempat mama mengajar dari rumahku atau
rumah dean tidaklah jauh, masih satu wilayah.
...jam 16.30...
"paaah ade jemput mama duluu" pamitku pada papa
tanpa babibu lagi aku langsung menuju rumah dean. saat tiba aku
langsung memakirkan motorku dan masuk ke dalam. yaah rumah ini memang sudah aku
anggap rumah keduaku. orang tua dean pun tak masalah dengan kehadiranku,
merekalah yang menyuruhku agar tidak sungkan lagi, karena sudah terbiasa aku
menganggap mereka orang tua keduaku juga.
"deaaan" teriakku dari luar.
rumah ini sepi, hanya ada dean dan adiknya saat ini.
tak ada jawaban dari dean, melainkan dari adiknya dean, Nada.
"ada apanih tumben sore sore baru ke sini" tanya Nada
"gak apa-apa, iseng aja. eh iyaa dean mana? katanya besok
udah mau berangkat ke DKI?" tanyaku sambil melihat ke sekeliling tak terlihat
sosok dean di situ.
"noh dia dari tadi gak keluar kamarnya, lagi semedi buat
besok kali. seharian ini dia keluar kamar kalau lagi butuh sesuatu aja,
selebihnya diam dalam kamar yang unik itu" jelas Nada panjang lebar
aku terdiam, memikirkan Dean yang tampak aneh dari biasanya.
"dean? kamu kenapa? aneh banget, seharusnya kan kamu
senang. Apa karena aku tak bisa datang siang tadi?” batinku.
“apa aku samperin aja yah ke kamarnya?
Tapiii,, sudah jam berapa ini? Mana pulsa habis lagi ahh sial banget sih hari
ini”
“heh kak? Kamu gak kenapa-napa kan?” kata
Nada sambil menyadarkan lamunanku
“eh gak kenapa-napa kok, aduh da aku
pulang dulu yaah, biasalah mau jemput mama. Salam buat dean dan mama
papa mu nanti yaah” dengan ragu akupun meninggalkan rumah dean”
“iyaa kak hati-hati.. motor kamu di luar
kan bukan d garasi?” Tanya Nada dengan muka panik.
“iyaa tenang aja” jawabku sambil senyum
pada Nada.
Sebelum aku pergi, aku diam sebentar
melihat kamar dean. “yaah benar saja, tak ada yang dilakukan oleh lelaki itu,
hanya diam diam dan diam. Dean.. maafkan aku” batinku dengan rasa bersalah
Aku segera menjemput mama dan membeli pulsa. Rasa
bersalah amat sangat besar yang terus menyelimuti hati ku ini.
*************
Pukul 20.00 WIB
*nada dering sms*
“Aah Dean baru saja aku mau sms mu, kamu sudah sms
duluan, memang mungkin kita jodoh”ucapku berbicara sendiri dalam kamar sambil
senyum-senyum sendiri
From : Dean
Mana? Katanya kamu mau datang?
“Dean? Kamu benar benar marah? Maafkan aku” batinku
To : dean
Dean maaf, aku gak boleh main sama papa, kamu tau kan
papa itu gimana. Aku gak berani membantah saat papa udah marah. Tadi sore aku
sempat ke rumah kamu kok, tapi aku cuma ketemu Nada, kamu hanya di kamar saja,
aku niatnya mau samperin kamu, tapi aku ragu-ragu. Karena udah sore aku segera
menjemput mama.. maafkan akuu L”
Aku mengirim sms dengan penjelasan panjangku.
“Semoga saja dean mau memaafkanku”harapku
From : Dean
Hah percuma saja, sekali pengingkar janji tetaplah pengingkar janji. PEMBOHONG! Aku kecewa sama kamu!!!
“Dean?” lirihku
Aku hanya bisa diam, aku tak bisa berbuat apa apa. sakit. yah itu yang aku rasakan saat membaca pesan singkat itu.
From : Dean
Tadi kamu sempat ke rumahku? Tapi sama saja,
terlambat. Kamu juga tidak nyamperin aku kan? Mana aku tahu kalau kamu datang.”
Lagi-lagi pesan dari dean, dan membuatku semakin
bersalah. apa yang harus aku lakukan Tuhan. jika hatiku sakit, mungkin Dean lebih meresakan sakit serta kecewa akibat aku tak datang.
To: Dean
Maafkan aku, maaf banget. Insya Allah aku besok datang
sebelum kamu berangkat. Aku gak tau. Mohon maafkan aku.
From :Dean
Terserah
Aku diam, berulang kali aku membaca pesan singkat dari
dean. Dean memang benar-benar marah padaku. penjelasanku ku tak berpengaruh. sebenarnya apa yang ingin Dean katakan padaku tadi? aku tak tahu dan hanya berharap aku tidak datang terlambat besok siang.
****************************
Esok hari sepulang sekolah.
“aku harus cepat ke rumah dean”
Tak perlu waktu yang lama aku sampai di depan pagar
bercat hijau dengan sepeda motorku. Yaah rumah dean memang sangat sederhana dan indah.
“assalamualaikum.. “ aku mengetuk pagar
“Tak ada orang sepertinya” pikirku.
“apa aku telat? Ah dean maaf aku, aku salah. Maafkan aku.” Tak sadar air mataku mengalir begitu saja. Tiba-tiba
rintik hujan turun. Aku memutuskan untuk kembali ke rumah.
#FLASHBACK OF#
“Aduuuh udah ah jangan ingat itu lagi.. jangan
lanjutkan.. jangan ingat sesudah itu.. menyedihkan.” Aku berbicara sendiri
seperti orang gila di rumah sakit jiwa sana.
aku tak tahu sampai sekarang apa yang ingin Dean katakan padaku. hubunganku semakin hari semakin buruk. Dean seperti tak oernah menganggapku ada dalam hidupnya.
Dean semakin menghilang dari hidupku. bak tertelan bumi. tapi doaku selalu ada untuknya. semangatku ada karenanya. dia memang bukan orang yang pernah menjadi kekasihku, tapi hanya dialah yang mampu membuka gembok cintaku ini.
siapa yang salah? tak ada. semua salah. semua masih dalam emosi yang tidak terkontrol. mungkin memang aku yang salah. tapi itu bukan inginku. dan mengapa pula hanya masalah seperti ini Dean tak mau menyelesaikan dengan baik-baik? dia pergi entah kemana. dia tak ada di rumahnya.
Dan sampai sekarang dean masih saja marah dan tidak
mau memaafkanku. Tak ada lagi sapaan, senyuman, dan candaan. Aku dan Dean sudah
sama-sama bahagia. bahagia di kisah kehidupan yang berbeda.
aku hanya berharap Dean akan kembali, kembali bersama kehangatan yang ada saat sebelum masalah itu datang. kembali menjadi bagian dari hidupku. kembali menjadi Dean yang dulu. kembali mejadi kakak bagiku. dan kembali seperti dulu kala saat aku kamu dan mereka ikut bahagia karena kita.